Laporan OJT Bab II Landasan Teori, Desain Grafis


BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Perancangan
Perancangan adalah memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Perancangan memiliki arti seperti desain  digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetika dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya didapat dari riset, pemikiran, brainstroming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. (http://id.wikipedia.org)
B.     Desain
Desain secara etimologi, istilah Desain berasal dari beberapa serapan bahasa, yaitu kata “designo” (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar dan bermakna to make preliminary sketches of  (untuk membuat sketsa awal ), to plan and carry out experiment (untuk merencanakan dan melaksanakan eksperimen), to form in the mind (untuk membentuk dalam pikiran ).
Dan kata “designare” (Latin) yang berarti pengaturan bagian, detail, bentuk, warna, dll sehingga menghasilkan unit artistik rencana, skema, proyek.(http://id.wikipedia.org)



C.      Unsur Desain
Desain memiliki empat kelompok unsur, antara lain :
1.      Unsur Konsep
Unsur yang bersifat konsep atau tidak dapat dilihat. Jadi unsur konsep sebenarnya tidak ada, hanya terasa adanya. Misalnya kita merasakan ada titik sudut sebuah raut/bentuk, pada garis membatasi keliling sebuah benda, ada bidang melingkupi sebuah gempal, dan ada gempal menempati sebuah ruang. Jadi unsur konsep terdiri dari titik, garis, bidang dan gempal. Wong (1995:3)
a)         Titik
Hal-hal yang perlu ditegaskan pada bentuk titik adalah tanda pada sebuah  letak, pangkal dan ujung sebuah garis, tidak memiliki panjang dan  lebar, perpotongan antara dua garis, tidak mengambil daerah atau ruang serta partikel terkecil dari penyusunan sebuah karya rupa. Sebuah bentuk disebut titik karena ukuranya yang kecil. Wong (1986:3)
b)        Garis
Perpaduan sejumlah titik yang sejajar dan sama besar. Mempunyai panjang dan mempunyai arah. Bisa pendek, panjang, halus, tebal, lurus, lengkung, dll. Garis sangat dominan dalam unsur karya seni dan dapat disejajarkan dengan peranan warna. Garis dapat pula membentuk berbagai karakter dean watak pembuatnya. Dalam seni lukis, garis dapat juga dibentuk dari perpaduan dua warna, sedang dalam 3 dimensi, garis dapat dibentuk karena belokan, sudut yang memanjang, maupun perpaduan teknik dan bahan lainnya. Dengan penggunaan garis, dapat membentuk kesan  tekstur (barik), nada dan nuansa ruang serta volume. Susanto (2002:27)
1)    Bentuk garis
a)      Garis kaligrafi
Garis kaligrafi adalah garis yang dibuat dengan bebas/tanpa bantuan alat.
b)        Garis arsitektural
Garis arsitektural adalah garis yang dibuat dengan bantuan alat.
2)    Sifat garis
a)        Garis nyata
Garis nyata adalah garis yang tampak jelas yang memiliki panjang dan arah.
b)        Garis semu
Garis semua adalah garis yang tidak tampak secara nyata, namun dirasakan kehadirranya sebagai batas karena adanya perbedaan bentuk dan warna.
c)        Karakteristik garis
Garis memiliki karakteristik yang berbeda sesusai dengan bentuk dan susunannya, antara lain:
(1)                                                              Tenang, stabil
(2)                                                               Tegas
(3)                                                     Ragu-ragu
(4)                                                     Lembut, luwes
c.    Bidang       
Jalan yang dilalui seutas garis yang bergerak (kearah yang bukan arah dirinya) membentuk sebuah bidang. Sebuah bidang memiliki panjang dan lebar, tanpa tebal, mempunyai kedudukan dan arah, dibatasi oleh garis dan menentukan batas terluar sebuah gempal. Wong (1995:3)
Yang termasuk bentuk dasar sebuah bidang antara lain :
1)    Rectangular, bentuk persegi panjang atau bujur sangkar.
2)   Elliptical, bentuk bidang elips atau lingkaran.
3)   Polygonal, bentuk bidang dengan jumlah titik sudut tertentu.
4)   Curve, bentuk bidang tak beraturan.
d.   Gempal
Jalan yang dilalui sebuah bidang bergerak (kearah yang bukan arah dirinya) membentuk gempal. Gempal mengambil tempat dalam ruang dan terbungkus oleh bidang. Wong (1995:3)
Gambar 1



Sumber data: Beberapa asas merancang Dwimatra,(1995:5)

2.      Unsur Rupa
Unsur rupa merupakan perwujudan dari konsep dan merupakan segi rancangan yang paling utama karena betul-betul dapat dilihat. Unsur rupa meliputi bentuk, ukuran, warna dan teksture.



a)         Bentuk    
Istilah bentuk digunakan untuk menyatakan suatu bangun (shape) yang tampak dari suatu benda. Bentuk adalah tubuh atau massa yang berisi garis-garis, sedangkan garis adalah bagian tepi atau garis tepi atau garis pinggir bentuk suatu benda atau biasa disebut “kontur benda”. Berdasarkan jenisnya bentuk dasar dapat dibagi menjadi:
1)            Segitiga, merupakan lambang dari konsep trinitas, sebuah konsep religius yang berdasarkan pada tiga unsur alam semesta yaitu Tuhan, manusia dan alam. Secara umum bentuk dari segitiga mencerminkan asosiasi kekuatan, agresi, pergerakan, dinamis dan perasaan maskulin. Selain itu segitiga juga bisa melambangkan unsur api, agung, bijaksana, agama, energi dan kekuatan.
2)            Segiempat, secara umum bentuk segiempat memiliki asosiasi keteraturan dan keamanan, selain itu bentuk segiempat bisa juga melambangkan tanah dan perasaan maskulin.
3)            Lingkaran, Bentuk lingkaran memiliki asosiasi menyeluruh atau keseluruhan, keamanan, kesatuan dan ketahanan. Selain itu lingkaran juga bisa melambangkan kehangatan, perasaan wanita, kenyamanan dan cinta. Iip (1999:6)



b)        Ukuran
Ukuran sangat berhubungan erat dengan  panjang, lebar, tinggi, luas dan isi. Dengan kata lain ukuran dapat seberapa besar, luas, tinggi, dan berat sebuah bentuk.
c)         Warna
Warna adalah unsur yang nampak atau visual yang dapat membedakan sebuah bentuk dari sekelilingnya. Wong (1989:4)
d)        Teksture
Menunjukan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkandalam susunan untuk mencapai bentuk rupa sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang, pada perwajahan bentuk karya seni rupa secara nyata atau semu. Kartika (2004:47-48)
3.      Unsur pertalian
Bentuk dapat berhubungan dengan bentuk lain dengan banyak cara. Jika sebuah bentuk saling bersinggungan dengan bentuk lain, maka akan didapatkan bentuk yang baru.
a)         Sifat unsur pertalian
Unsur pertalian mempunyai 2 sifat, yaitu :
1)      Unsur pertalian yang dapat dilihat     : Arah dan Kedudukan.
2)      Unsur pertalian yang dapat dirasa     : Ruang dan Gaya Berat.
b)        Pertalian bentuk
Pertalian bentuk dibagi menjadi 8 cara, yaitu :
1)      Perpisahan
Perpisahan adalah bila kedua bentuk tetap terpisah yang satu dengan yang lain, sekalipun dapat berdekatan sekali.Wong (1995:9)
2)      Persentuhan
Persentuhan adalah jika kedua bentuk kita gerakkan dekat-mendekati, mulailah keduanya bersentuhan. Ruang sinambung yang memisahkan kedua bentuk pada perpisahan sekarang terputus. Wong (1995:9)
3)      Penindihan
Jika kedua bentuk digerakkan lebih berdekatan lagi, bentuk yang satu akan menindih yang lain, sehingga yang satu tampak, sementara garis batas keduanya tampak utuh. Wong (1995:9)
4)      Pengkombinasian
Terjadi seperti pada penindihan, tetapi kedua bentuk tampak bening. Pertalian bahwa yang satu ada di bawah yang lain tidak tampak jelas, sementara garis batas keduanya tampak utuh. Wong (1995:9)
5)      Peleburan
Terjadinya peleburan pada awalnya mengalami langkah yang sama seperti model penindihan tetapi kedua bentuk lebur menjadi sebuah bentuk baru yang lebih besar. Kedua bentuj akan kehilangan sebagian batasnya jika melebur sesamanya. Wong (1995:9)
6)      Pengikisan/pemotongan
Jika sebuah bentuk yang maya menindih bentuk yang tampak, terjadilah pengikisan. Bagian bentuk yang tertindih itu turut lenyap. Wong (1995:9)
7)      Pengundungan
Prosesnya seperti pengkombinasian tetapi bagian bentuk yang tertindih saja yang nampak. Terjadilah bentuk baru yang lebih kecil dan tidak mengingatkan kita pada bentuk asalnya. Wong (1995:9)
8)      Perimp itan
Jika kedua bentuk itu bergeser lagi, akhirnya yang satu akan menindih seluruh bentuk yang lain. Wong (1995:9)
Tabel 1
Tabel Pertalian Bentuk

No.
Pertalian bentuk

1
Perpisahan
        
2
Persentuhan
         
3
Penindihan 
         
4
Pengkombinasian 
         
5
Peleburan
         
6
Pengikisan
         
7
Pengundungan
         
8
Perimpitan
          

Sumber data : Beberapa Asas Merancang Dwimatra(1995:8)
4.      Unsur peranan
Unsur peranan adalah unsur yang mendasari atau melatarbelakangi dan perluasan tema sebuah rupa atau desain, yang meliputi :
a)      Tiruan
Latar belakang proses penciptaan yang timbul dikarenakan keinginan untuk meniru alam atau barang. Tiruan dapat mirip aslinya, pengayaan atau seni abstrak.
b)      Makna
Latar belakang proses penciptaan yang timbul dikarenakan keinginan untuk menyisipkan pesan pada karya yang diciptakan.
c)      Tugas
Latar belakang proses penciptaan yang timbul dikarenakan karya Rupa/Desain dibuat untuk melayani maksud tertentu.
Unsur peranan ini sangat berkaitan erat dengan pemaknaan. Dalam ilmu linguistik, pemaknaan terhadap sebuah kata terdapat pemahaman pemaknaan denotasi dan konotasi. Sachari (2005 :70)
D.      Prinsip desain
Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan bentuk. Di dalam prinsip desain dibagi menjadi 2 kaidah, yaitu :
1.      Kaidah dasar
Kaidah dasar adalah proses penataan unsur-unsur seni yang harus ada, meliputi :

a)      Proporsi ( Perbandingan)
“Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Tujuan pokok mempelajari proporsi adalah untuk melatih ketajaman rasa, agar selanjutnya dengan “feeling”nya seseorang segera cepat dapat mengatakan apakah obyek/benda yang dihadapi tersebut serasi atau tidak”.Sanyoto (2005:195)
b)      Unity (Kesatuan)
Unity (kesatuan) sesungguhnya adalah adanya saling hubungan anatr unsur yang disusun. Dalam suatu karya seni/desain harus menyatu, satu sama lain unsur yang disusun tidak dapat dipisah-pisah. Jika satu atau beberapa susunan terdapat saling ada hubungan maka kesatuan telah tercapai. Sanyoto (2005:16)
c)      Balance (Keseimbangan)
Balance (keseimbangan) ialah suatu keadaan dimana semua bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi, dikatakan seimbang apabila semua bagian pada karya bebanya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan nyaman dilihat. Beberapa keseimbangan antara lain :
1)    Keseimbangan formal (simetris)
Keseimbangan pada dua pihak yang berlawanan dari suatu poros, yang ditimbulkan bentuk yang identik atau sama. Keseimbangan formal umumnya simetris secara exsak (seperti sebuah benda dan bayanganya di muka cermin). Terkesan resmi, tenang, statis/tak bergerak, kaku.

2)    Keseimbangan informal
Keseimbangan yang terwujud secara psikologis akibat adanya kesan gaya berat secara visual yang ditimbulkan oleh bentuk yang tersusun dari sebuah komposisi.
2.      Kaidah lanjutan
adalah kaidah yang menjadi penunjang kaidah dasar dalam proses penataan unsur-unsur seni. Kaidah lanjutan dibagi menjadi lima, yaitu :
a)      Complexity (kerumitan)
Complexcity adalah tingkat kerumitan yang dihasilkan dari karya seni dengan tujuan untuk menciptakan nilai mutu suatu karya.
b)      Intensity (intensitas)
Adalah konsep tentang susunan jumlah. Tujuannya untuk membuat penegasan yang berirama dengan penganekaragaman jumlah bentuk diberbagai tempat.
c)      Rhytm (ritme)
Rhytm (Inggris) artinya gerak pengulangan atau gerak mengalir yang ajeg, teratur, terus-menerus. Dengan demikian irama adalah suatu keteraturan dan sekaligus kerapian. Sanyoto (2005:121)
d)     Contrast (kontras)
Kontras dalam karya seni bisa diartikan sebagai keunggulan, keistimewaan, keunikan, keganjilan, atau kelalaian. Setiap karya seni harus memiliki dominasi agar menarik dan memiliki nilai seni. Kontras harus memiliki tujuan tertentu, diantaranya :
1)   Menghasilkan dinamika serta menghindari adanya kesan monoton yang disebabkan karena kesamaan bentuk hasil penerapan konsep intensity pada hasil komposisi.
2)   Menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, memecaha keberaturan.
e)      Emphasis (pusat perhatian)
Emphasis dapat diartikan sebahgai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak terlihat. Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan dalam suatu bentuk akan menarik perhatian kita.
Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-unsur lainya seperti garis, warna, bentuk, tekstur, ruang.
Dalam suatu susunan/komposisi penekanan dapat dipergunakan sebagai titik pusat perhatian dan sebagai titik tolak tuntunan mata kita dalam melihat wujud dari elemen tersebut. Dengan titik tolak itu kita dapat mengikuti ritme yang diciptakan. Hakim, Utomo (2004:94)



E.       Warna
1.      Pengertian warna
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat diperikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang nampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
Secara subjektif/psikologis penampilan warna dapat diperikan kedalam hue (rona warna atau corak warna), value (ke-terang-an atau terang gelap warna , tua-muda warna), chroma (murni-kotor warna, cemerlang suram warna, cerah-redup warna, intensitas warna). Sanyoto (2005:9-10)
2.      Fungsi warna
a.    Menciptakan kesan tertentu.
b.    Menyampaikan pesan, perasaan, suasana hati.
c.    Menarik perhatian ke arah yang ditonjolkan.
d.   Menciptakan ilusi ruang, jarak, suhu, bahkan bentuk tubuh.
e.    Menyatukan berbagai obyek, misalnya busana dan pelengkapnya.
Hardisurya (2004:12)



3.      Karakteristik Warna
a.    Hue
Hue adalah rona warna atau corak warna, yaitu karakteristik atau ciri khas yang kita gunakan untuk membedakan warna satu dengan yang lain. Sanyoto (2005:19)
b.   Saturation
Sarutation adalah tinggi rendahnya intensitas warna, kuat lemahnya warna, cerah redupnya warna, atau murni kotornya warna atau dengan kata lain penyerapan/peredaman warna. Sanyoto (2005:54)
c.    Value
Value adalah dimensi mengenai gelap terang atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah ‘brightness’ atau ke-terang-an warna. Sanyoto (2005:42)
Gambar 2
Diagram Teori Warna

                                                   

Sumber data : Membuat film kartun dengan Flash MX (2004:85)



Dibawah ini adalah tabel analisis karakteristis warna

  Tabel 2
Karakteristis Warna

Warna
Sifat
Efek yang ditimbulkan
Merah
Menggairahkan
Agresif

Hangat
Menggelisahkan

Kuat
Kasar dan menentang

Manusiawi
Menonjol
Kuning
Riang gembira
Sombong/keangkuhan

Bercahaya
Silau

Mengandung harapan
Sukar dikombinasikan

Kuat


Kesan luas

Hijau
Tenang
Umum

Menghibur/gembira
Membosankan

Nyaman


Alami

Biru
Nyaman
Dingin

Tentram

Putih
Suci
Silau

Agung
Tidak beremosi

Bersih

Ungu
Agung
Angkuh

Wibawa

Abu-abu
Tertib
Redup

Santai
Seram

Aman/Terlindung
Membosankan

Romantis/Sendu
Tidak menarik
Jingga
Gembira
Keras

Akrab
Menyolok

Ramah
Mendekat

Kuat
Mengacaukan
Coklat
Kokoh
Janggal

Mantap
Kaku

Pasti
membosankan

Dapat dipercaya
Kotor





































Sumber data : Cara mudah menggambar (2004:29)



4.      Klasifikasi Warna
a.       Warna Primer
Warna primer disebut warna pertama atau warna pokok. Disebut warna primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain. Warna primer adalah biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow).
b.      Warna Sekunder
Warna sekunder adalah warna jadian dari percampuran dua warna primer/pokok/pertama. Nama-nama warna sekunder adalah :
1)    Jingga/orange adalah hasil percampuran warna merah dan kuning.
2)    Ungu/violet adalah hasil percampuran warna merah dan biru.
3)    Hijau adalah hasil percampuran warna kuning dan biru.
Tiga warna primer dan tiga warna sekunder ini sering disebut enam warna standart.
c.       Warna Tersier
Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dari dua warna sekunder atau warna ke dua. Nama warna tersier adalah
1)    Coklat kuning yaitu percampuran warna jingga dan hijau.
2)    Coklat merah yaitu percampuran warna jingga dan ungu.
3)    Coklat biru yaitu percampuran warna hijau dan ungu.
Sanyoto (2005:19-21)


Gambar 3
Lingkaran Warna

                                                  
               
Keterangan :
K     = Kuning (Yellow)
KJ   = Kuning Jingga ( Deep Yellow)
J      = Jingga (Orange)
MJ  = Merah Jingga ( Red)
M    = Magenta
MU = Merah Ungu (Purple)

U     = Ungu (Violet)
BU  = Biru Ungu (Blue)
B     = Biru (Cyan)
BH  = Biru Hijau (Light Green)
H     = Hijau (Green)
KH  = Kuning Hijau (Moon Green)
Sumber data : Dasar-dasar tata rupa & desain (Nirmana), (2005:22)



5.      Keseimbangan Warna
Suatu komposisi atau karya seni harus memiliki keseimbangan dalam susunan unsur-unsurnya, terutama ruang sebelah kiri dan kanan. Secara garis besar terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan simetris (symmetrical balance) dan asimetris (asymmetrical balance).
a)    Keseimbangan simetri
Keseimbangan simetri adalah keseimbangan kanan kiri sama, baik bentuk maupun warna yang digunakan.
b)   Keseimbangan asimetri
Keseimbangan asimetri adalah keseimbangan kanan kiri tidak sama (bentuk maupun warna) tetapi dalam keadaan seimbang (tidak berat sebelah). Sanyoto (2005:27)
F.       Tipografi
1.    Pengertian Tipografi
Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Dikenal pula pada seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/tipografi)



2.    Klasifikasi Huruf
a.    Roman, dengan memiliki ciri sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminim. Contoh : Times New Roman
b.    Egyptian, dengan ciri sirip/kaki/serif yaang berbentuk persegi  seprti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat,kekar dan stabil. Contoh : RockWell
c.    Serif, Jenis huruf ini memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke pada ujung-ujung badan huruf. Huruf serif dikenal lebih mudah dibaca karena kaitnya tersebut menuntut pandangan pembaca membaca baris teks yang sedang dibacanya. Contoh : Book Antiqua, Bookman Old Style, Calisto MT.
d.   Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Jenis huruf ini tidak memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke. Huruf ini berkarakter streamline, fungsional, modern dan kontemporer. Contoh : Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans.
e.    Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring kekanan. Kesan yang ditimbulkan adalajh sifat pribadi dan akrab. Contoh : Script MT Bold, Staccato 222, Commercial.
f.     Miscellaneous, merupakan pengembangan bentuk yang sudah ada, ditambahkan hiasan dan ornamen atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Contoh : Bent it, banners,
G.      Kemasan
1.      Definisi Kemasan
Kemasan dapat didefinisikan sebagai kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. (http//pulsit.petra.ac.id/journal/design/)
2.      Fungsi Kemasan
           Hermawan Kartajaya, seorang pakar dibidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging  berubah fungsi, dulu orang bilang “packaging protects what it sells (kemasan melindungi apa yang dijual)”. Sekarang, “packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.
           Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti samapi disitu saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Kemasan juga berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu.

3.      Faktor Desain Kemasan
Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain :
a.       Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang.
b.      Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
c.       Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
d.      Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan yang mudah dilihat, dipahami dan diingat.



e.       Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen.
f.       Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan  warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau  layout, dan maskot. Tujuannya untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
g.      Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk lain.
h.      Faktor promosi
Kemasan mempunyai peran penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
i.        Faktor lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan mayarakat yang kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita
H.    Software
Dalam bahasa indonesia adalah perangkat lunak. Software adalah bagian tidak terpisahkan dalam perangkat keras atau  Hardware.  Software secara umum dapat diartikan sebagai sekumpulan data-data elektronik yang tersimpan dan diatur oleh komputer yang berupa program atau instruksi untuk menjalankan dan mengeksekusi suatu perintah. Software adalah perangkat yang ada didalam komputer yang tidak dapat  disentuh dan tidak pula dapat dilihat bentuk fisiknya. Namun, software ini dapat  dioperasikan saat menggunakan komputer atau media elektronik lainnya. (http://internet.artikel2.com/software.htm)
I.         Corel Draw X5
Corel Draw adalah editor grafik vektor yang dibuat oleh Corel, sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi terakhirnya versi 15 yang dinamai X5 dirilis pada tanggal 23 Februari 2008.  Corel Draw pada awalnya dikembangkan untuk dijalankan pada sistem operasi windows 2000 dan yang lebih baru. Versi Corel Draw untuk Linux dan Mac OS pernah dikembangkan, tetapi dihentikan karena tingkat penjualannya rendah. Versi CorelDraw X5 memiliki tampilan baru serta beberapa aplikasi baru yang tidak ada pada CorelDraw versi sebelumnya. (http://www.anneahira.com/pengertian-corel-draw.htm)

No comments:

Post a Comment